Pages

Sabtu, 27 April 2013

Mencatat Efektif


 1.      Apa itu Mencatat Efektif?
Tidak dipungkiri bahwa membuat catatan dari sebuah bacaan atau ceramah, baik itu perkuliahan dosen atau yang lainnya, memerlukan keterampilan tertentu. Bagi mahasiswa, kemampuan untuk dapat mencatat dengan efektif merupakan keterampilan yang harus dimiliki agar belajar maksimal. Hal ini dimungkinkan karena dengan mencatat, seorang mahasiswa dapat menemukan poin-poin kunci dari buku, laporan, kuliah atau yang lainnya. Keterampilan mencatat harus dimiliki oleh setiap mahasiswa karena kemampuan otak untuk mengingat bacaan atau ceramah dari dosen sangatlah terbatas. Catatan akan membantu otak mengingat apa yang sudah didengar atau dibaca. Catatan yang efektif adalah catatan atau ringkasan yang dapat dibaca secara berulang-ulang dengan mudah sehingga dapat mengingatkan seseorang akan informasi yang pernah diperolehnya.

2.      Mengapa Mencatat Efektif penting?
Secara tradisional, catatan atau ringkasan dibuat dalam bentuk outline yang umum dilakukan hanya berupa poin-poin penting dan beberapa penjelasannya. Catatan dengan bentuk outline tradisional ini biasanya dibuat berdasarkan pentingnya suatu topic atau poin dan diuraikan dengan poin-poin yang lebih kecil.
            Pola catatan outline ini umumnya berbentuk seperti contoh berikut;

          A-    ……………
1.      ……………
2.      ……………
3.      ……………
         B-    ……………
1.      ……………
2.      ……………
3.      ……………
         C-    ……………
1. ……………
2. ……………
3. ……………
            Catatan dengan bentuk outline  seperti di atas dapat memakan tempat beberapa halaman sehingga kalau seseorang sedang membaca halaman dua misalnya, otomatis tidak bisa membaca catatan pada halaman satu, ini menjadi salah satu kelemahan dari catatan dalam bentuk outline. Di samping itu catatan dengan bentuk ini tidak mudah diingat, karena pada umumnya otak tidak dapat mengingat uraian-uraian dalam bentuk tulisan yang panjang.

3.      Bagaimana cara Mencatat Efektif?
Dalam buku kecil ini akan diperkenalkan sebuah teknik mencatat yang lebih efektif yang hanya membuat poin-poin kunci dan dibuat dalam bentuk gambar atau diagram. Teknik ini biasa disebut dengan peta pikiran atau mind map.
            Pada dasarnya peta pikiran adalah sebuah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Quantum Learning). Sesuai dengan namanya, ‘peta’, pada dasarnya teknik ini meniru peta geografi yang sudah akrab bagi seorang pelajar. Untuk memahami teknik ini, lihatlah sebuah peta dan perhatikan gambarnya. Untuk peta propinsi, selalu digambarkan ibukota propinsi dengan tanda, biasanya lingkaran, yang jelas kemudian dari ibukota tersebut digambarkan jalan-jalan ke seluruh kabupaten dan kota yang ada di propinsi tersebut. Demikian juga dengan peta kabupaten, dari ibukota kabupaten, akan muncul garis-garis yang merupakan jalan menuju kecamatan-kecamatan yang ada di wilayahnya. Demikian pula peta pikiran, setiap poin kunci ditulis kemudian dihubungkan dengan topic utama dengan garis.
            Dengan gambaran tentang peta geografis tadi, kita bisa memetakan informasi-informasi penting dari buku, makalah, kuliah atau yang lainnya hanya dalam satu halaman kertas. Inilah salah satu kelebihan peta pikiran. Peta pikiran tidak hanya terdiri dari satu atau dua bentuk, pembelajar bisa membuat bentuk-bentuk sesuai kreativitas mereka. Berikut ini bentuk pola yang dapat digunakan.

            Bentuk-bentuk peta pikiran atau mind map  ini tidak ada batasnya, sesuai dengan keinginan dan kreasi pembuatnya. Peta pikiran ini dapat juga dibuat tanpa membuat lingkaran untuk setiap kata kunci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar