Seringkali
orangtua tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika anak enggan berangkat ke
sekolah, bahkan kadang menjadi pembolos. Hal itu seringkali disebabkan si anak
tidak mampu mengungkapkan perasaannya secara terus terang mengenai masalah yang
dihadapi. Apalagi bila terjadi pada usia SMP, tanpa alasan jelas tiba-tiba dia
lebih tertarik ke tempat lain (mall, warnet, warung kopi dsb). Lalu apa yang
harus dilakukan oleh orang tua untuk menghadapi kondisi anak membolos tanpa
alasan? Ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dalam mencari
penyebab hal itu bisa terjadi, misalnya dengan bekerja sama dengan pendidik
untuk mengetahui lebih lanjut tentang permasalahan anak. Salah satu penyebab
anak enggan ke sekolah adalah masalah kemandirian. Ketidak mampuan untuk
menyesuaikan diri dengan pelajaran, dengan tugas-tugas sekolah, dengan
teman-teman, atau dengan guru bisa jadi sebagai penyebab utamanya. Anak
memililih ke tempat lain (mall, warnet, atau warkop dll) karena ditempat seperti
itu dia merasa lebih bebas dan nyaman, bisa melakukan segala sesuatu sesuai
kemauannya.
Definisi
mandiri untuk remaja dan orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk
bertanggung jawab atas apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain.
Kemandirian anak, kemampuannya disesuaikan dengan tugas perkembangan, apabila
seorang anak telah mampu melakukan tugas perkembangan, ia telah memenuhi syarat
kemandirian. Untuk itu membentuk
kemandirian, perlu dikembangkan sejak anak usia dini. Peran orangtua atau lingkungan
terhadap tumbuhnya kemandirian pada anak sejak usia dini merupakan suatu hal
yang penting, mengingat kemandirian pada anak tidak bisa terjadi dengan
sendirinya. Anak perlu dukungan, seperti sikap positif dari orangtua dan
latihan-latihan ketrampilan menuju kemandiriannya.
Dalam
menanamkan kemandirian pada anak, hindarilah perintah dan ultimatum Karena
dapat membuat anak selalu merasa berada di bawah orangtua dan tidak mempunyai
otoritas pribadi. Menanamkan disiplin dan rasa hormat tetap dilatih tanpa harus bersikap galak
pada anak. Mengarahkan, mengajar serta berdiskusi dengan anak akan lebih
efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan
yang jelas. Lama kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan
dalam melakukan segala sesuatu, yang akhirnya anak tidak berani ambil keputusan
sendiri, karena kurangnya kepercayaan diri. Orangtua harus bersikap positif
pada anak, seperti: memuji, memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap
usaha mandiri yang dilakukan anak. Adanya penghargaan atas usaha anak untuk
menjadi pribadi mandiri, terlepas dari apakah pada saat itu ia berhasil atau
tidak. Dengan tumbuhnya perasaan berharga, anak akan memiliki kepercayaan diri
yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran selanjutnya.
Selain itu, untuk menjadi pribadi mandiri,
seorang anak perlu mendapat kesempatan berlatih secara konsisten mengerjakan
sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas yang sesuai
dengan tahapan usianya. Orangtua atau lingkungan tidak
perlu bersikap terlalu cemas, terlalu melindungi, terlalu membantu atau bahkan
selalu mengambil alih tugas-tugas yang seharusnya dilakukan anak, karena hal
ini dapat menghambat proses pencapaian kemandirian anak. Kesempatan untuk
belajar mandiri dapat diberikan orangtua atau lingkungan dengan memberikan
kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas-tugas
perkembangannya. Namun demikian peran orangtua atau lingkungan dalam mengawasi,
membimbing, mengarahkan dan memberi contoh teladan tetap sangat diperlukan,
agar anak tetap berada dalam kondisi atau situasi yang tidak membahayakan
keselamatannya. Kegiatan praktis sehari-hari di rumah, seperti mencuci piring
sendiri sehabis makan, mencuci pakaian sendiri, melatih anak untuk membersihkan
kamar tidurnya sendiri, membersihkan rumah, menata taman, menyajikan makanan
dan sebagainya, perlu dilakukan untuk membiasakan hidup mandiri.
Selain
bersikap positif dan selalu mendukung anak, praktek kemandirian juga perlu
diajarkan kepada anak melalui materi ketrampilan hidup dengan konsep-konsep
sederhana. Seperti: anak diajarkan untuk mengerti bahwa semua barang miliknya
(sepatu, pakaian, mainan, buku-buku, dan barang-barang lainnya) diperoleh
karena orangtua bekerja keras untuk mendapatkan penghasilan, supaya mampu
membeli semua kebutuhan keluarga. Karena itu, perlu adanya sikap tegas bahwa
tidak semua yang dia inginkan harus dipenuhi pada saat itu juga. Perlu waktu
menunggu untuk menabung terlebih dahulu. Dengan konsep seperti itu, dalam diri
anak akan tertanam nilai untuk menghargai jerih payah orang tua sekaligus
belajar menjadi pribadi mandiri secara ekonomis.
Belajar Mandiri
Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara
bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, merencanakan proses
belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan
dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Belajar
mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri
masing-masing individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, pertemuan/
tatap muka di kelas, atau dengan kehadiran teman sekolah. Belajar mandiri
merupakan belajar dalam pengembangan diri, ketrampilan dengan cara tersendiri.
Peran guru sebagai fasilitator dan konsultan, guru bukan satu-satunya sumber
ilmu, dan dapat menggunakan apa saja sebagai sumber dan media untuk belajar.
Belajar mandiri membutuhkan motivasi, keuletan, keseriusan, kedisiplinan,
tanggung jawab, kemauan, dan keingintahuan untuk berkembang dan maju dalam
pengetahuan. Alvin Tovler, mengatakan ”Siapa yang banyak menguasai informasi,
maka dialah yang menguasai dunia.” Belajar mandiri artinya belajar yang bebas
menentukan arah, rencana, sumber, dan keputusan untuk mencapai tujuan, bukan
bebas dari aturan-aturan, baik aturan agama, Negara, adat atau masyarakat.
Manfaat Belajar Mandiri
Belajar
mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan
psikhomotor siswa, yaitu:
1.
Memupuk tanggung jaawab.
2.
Meningkatkan ketrampilan.
3.
Memecahkan masalah.
4.
Mengambil keputusan.
5.
Berfikir kreatif, banyak ide.
6.
Berfikir kritis,
7.
Percaya diri yang kuat.
8.
Menjadi guru bagi dirinya sendiri.
Manfaat
belajar mandiri akan semakin terasa bila siswa aktif membaca buku sumber,
melakukan pengamatan, penelitian, analisa dan memecahkan masalah. Pengalaman
yang mereka peroleh semakin menambah wawasan, dan semakin kaya dengan ilmu
pengetahuan. Apalagi bila mereka belajar mandiri dalam kelompok, disini mereka
akan belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Belajar
mandiri akan menjadikan siswa untuk berani memilih sendiri apa yang dilakukan
dengan penuh tanggung jawab. Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab,
berinisiatif, memiliki keberanian, dan
sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri, dengan
demikian pada akhirnya siswa akan menikmati arti hidup sebenarnya dari pada
terbelenggu dan selalu diatur oleh orang lain.
If during this highway in identikkan with asphalt, maybe in the future Highway Construction of Waste Plastics can be relied upon as a substitute. Maybe if in the future asphalt materials difficult to obtain Lab Bahasa Murah or supplies dwindling earth.
BalasHapusReporting from dailymail, One of the projects that are at work on the PlasticRoad so far still in the stage of design and testing by two major companies (Volker Wessels & KWS INFRA) in the field of construction bitumen origin nergeri Dutch windmill. Reportedly, within a period of three years, laying the first PlasticRoad imminent.
The planned use of plastic materials construction of thought would be environmentally friendly, more durable and easy maintenance. If the use of asphalt highway construction takes quite a long time, the use of the plastic base material is shorter.
PlasticRoad new design also shows there are also environmental friendliness cavities as a cable channel and the like. Plastic-Road is claimed to be able to withstand extreme temperatures around -40 ° C (-40 ° F) and 80 ° C (176 ° F).
Highway Construction of Waste-HDPE Plastic mats
Highway Construction Feasibility Test of Waste Plastics
'Rotterdam is a city that used to experiment in developing the project. We have "the laboratory" available where the latest innovations such as this can be tested.
"It is still a plan, the next stage is to build and test in the laboratory to ensure the quality of the car and the motor vehicle when passing, good wet conditions, heat and other natural conditions," said Mars as director of VolkerWessels.
They attach that Waste Plastics will be the main choice of materials if it finds suitable partners as expected.