Mungkin kalo bica tentang konsumen semua orang
juga pasti tau, karena dulu waktu SMA kita mendapat pelajaran ekonomi sekilas
kita pasti tau lah. Untuk merefresh lagi sekarang masa-masa itu sekarang gw
bahas deh masalah konsumen tapi tentang perilakunya, kebetulan gw juga dapet
tugas dari dosen softskill gw suruh buat tulisan tentang “Perilaku Konsumen”.
Mungkin kalian yang tidak tau konsumen bisa paham setelah baca blog ini,
Konsumen itu adalah kita-kita semua, kenapa kita semua ya karena kita pasti
pernah membeli suatu barang dari toko atau mall misalnya tas, sepatu dll. Nah itu
kan product yang kita pakai kita sebagai konsumennya atau dengan kata lain
konsumen adalah setiap orang pemakai
barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri,
perusahaan, orang lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Perilaku konsumen ada berbagai macam, ada yang
puas dengan satu barang ada yang tidak puas dengan satu atau dua barang, atau
ada juga konsumen yang tidak memperdulikan harga, biarpun harga mahal kalau dia
suka dia pasti beli. Nah terkait perilaku konsumen tsb, maka terkait pula
dengan Prinsip 5W+1H :
-
Why :
mengapa mendapatkan barang/jasa tersebut?
-
What :
berupa apa barang/jasa tersebut?
-
Who :
siapa yang mendapatkan barang/jasa itu?
-
When :
kapan bisa mendapatkan barang/jasa tersebut?
-
Where :
dimana barang/jasa tersebut bisa didapatkan?
-
How :
bagaimana barang/jasa tersebut didapatkan?
Contoh dari pemahaman diatas adalah seperiti
ini, Dika adalah seorang pegawai swasta di Jakarta (who) ingin membeli (how)
mobil Honda CRV (what). Ia ingin membelinya karena rumah dia jauh jadi
memerlukan kendaraan untuk mempersingkat waktu (why). Ia berencana membelinya
pas gajian bulan ini (when) di sebuah pameran mobil di daerah Senayan (where).
Nah mempelajari 5W+1H ini merupakan inti dari Perilaku Konsumen.
Namun perilaku konsumen dalam memperoleh
kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi terdapat dua pendeketan teori
yaitu :
1)
Pendekatan Kadinal
adalah daya guna dapat diukur dengan
satuan uang atau utilitas dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung
kepada subyek yang menilai. Dengan kata lain kepuasan konsumen dapat diukur
dengan angka sebagaimana kita mengukur berat badan, tinggi badan dan
sebagainya.
2)
Pendekatan Ordinal
adalah daya guna suatu barang tidak
dapat diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dengan
kata lain kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan angka tetapi hanya dapat
diukur dengan peringkat, misalnya tidak puas, puas, lebih puas, sangat puas dan
seterusnya.
Itulah beberapa penjelasan tentang perilaku
konsumen, jadi sekarang kita sudah tau termasuk kategori manakan tingkat
kepuasan kita apakah Kardinal atau Ordinal, hanya kita yang bisa tau..semoga
bermanfaat. Trims.
0 komentar:
Posting Komentar